Hi!

"If Nothing Ever Changed, There'd Be No Butterflies."

October 24, 2012

GANBATTE!!


September 06, 2012

Don't Give Up!


Galau karena naskah ditolak penerbit... maen game, lalu lupa. Galau karena pengen ikutan lomba menulis novel romance (lagi), galau segalau-galaunya (x_x) *mati*

Proyek yang wajib diselesaikan: Novel Fantasi
Proyek yang menggoda: Lomba-lomba Novel dan Cerpen yang menjanjikan akan diterbitkan apabila lucky >,<

Berniat ngga ikut lomba, tapi tiba-tiba dapat ide. Tiba-tiba sudah ngetik draft. Tiba-tiba sudah bikin bab pertama ... errr ....

Dan, tetap tidak berencana mengikuti lomba menulis novel romance karena tetap berniat menyelesaikan novel fantasi yang hanya masih tersisa 3 bab saja. "Oh, Come On!!! Selesaikan cepat!!!"

Namun kata Try Again and Try Again menggema-gema di kepala. Lomba-lomba itu menggelitik saya untuk ikut serta karena kesempatan apapun harus diambil dan menulis terus (tanpa henti) hingga benar-benar berhasil sudah melekat di otak saya.

"Jadi, saya ikut gak yaaaaaaaaaa?" #gak penting #abaikan

Selamat pagi! Selamat beraktifitas! Selamat menulis! Selamat bekerja yang lainnya!

Ganbatte! ^0^)9

Lomba Cerpen Gagas Media


[kompetisi menulis] LOMBA MENULIS CERITA ‘PROYEK 14: DONGENG PATAH HATI’

Masih ingat pengalaman pahit ketika orang yang kau cintai memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang kalian bina selama ini? Atau, merasa mampu menulis cerita yang bisa meremukredamkan perasaan pembacanya?
Kalau jawabannya iya, berarti kamu WAJIB ikutan lomba menulis cerita ‘PROYEK 14: DONGENG PATAH HATI’ yang diadakan oleh GagasMedia ini. Caranya gampang banget:

1. (karena banyak yang menanyakan ini) Lomba ini terbuka untuk semua umur dan tingkat pendidikan. Pokoknya, nggak boleh minder aja saat bersaing dengan teman-teman lainnya. :)

2. Panjang naskah 5-10 halaman (spasi 1, Times News Roman 12, A4, margin by default). Cerita boleh berdasarkan pengalaman nyata ataupun fiksi (rekaan)belum pernah dipublikasikan di media mana pun (cetak/online). 

Di halaman pertama naskah kamu, harap menyertakan data singkat (di-copas aja, biar nggak repot :D):

NAMA LENGKAP                              :
NAMA PENA (optional)                   :
AKUN FACEBOOK                            :
AKUN TWITTER                               :
ALAMAT E-MAIL                               :
ALAMAT SURAT MENYURAT             :
NOMOR TELEPON                            :

3. Kirimkan naskah kamu (plus surat pernyataan yang bisa di-download di: http://bit.ly/QtQmxa)   viae-mail redaksi@gagasmedia.net dengan format Subject: PROYEK 14: JUDUL – NAMA KAMU [NYATA/FIKSI].

Contoh: PROYEK 14: London, Aku Patah Hati – Shalimar [FIKSI]

4. Naskah boleh dikirim lebih dari satu. Tapi syaratnya: satu surat pernyataan untuk satu naskah dan dikirim di e-mail terpisah.

5. Naskah kamu ditunggu paling lambat tanggal 1 Oktober 2012, pukul 00.00.

6. 10 orang yang naskahnya terpilih akan masuk di buku kumpulan cerita yang terbit Februari 2013dan akan mendapatkan hadiah, masing-masing sebesar Rp 500.000 dan bukti cetak.
Tunggu apa lagi? Admin tunggu ya cerita patah hatimu!

Salam galau,

ADMIN GAGASMEDIA

Lomba Novel Gramedia

Lomba Penulisan Novel Amore


Lomba Penulisan Novel Amore


Amore: Let's Fall in Love!

Ingin menjadi penulis Gramedia Pustaka Utama? Ini kesempatan karyamu diterbitkan dengan mengikuti Lomba Penulisan Novel AMORE. Amore adalah novel dewasa yang menampilkan kisah roman dalam negeri. Ditulis oleh pengarang Indonesia, menampilkan kisah cinta yang menggugah hati.

Ketentuan Lomba:
1. Lomba terbuka untuk semua warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas.
2. Tema cerita bebas, harus berkaitan dengan kisah cinta, tidak mengandung SARA dan pornografi.
3. Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan atau saduran.
4. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
5. Panjang Naskah 150-250 halaman A4, 1,5 spasi, 12 pt, font Times New Roman. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
6. Kirimkan naskah (print out), sinopsis cerita, biodata berikut nomor kontak yang bisa dihubungi & foto berwarna, serta fotokopi tanda pengenal peserta (KTP/identitas lain)

ke:

Panitia AMORE!

Redaksi Fiksi PT Gramedia Pustaka Utama
Jln. Palmerah Barat 29-37 Lt. 5, Jakarta 10270
Telp. (021) 53650110 ext. 3511, 3512

-- Cantumkan "Lomba Novel Amore" di pojok kiri atas amplop --
7. Seluruh naskah yang masuk menjadi milik panitia lomba
8. Naskah kami tunggu selambat-lambatnya 1 Desember 2012


MENANGKAN HADIAH SEBAGAI BERIKUT:
Juara I      Rp 7.500.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Juara II     Rp 5.000.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Juara III    Rp 3.000.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Pemenang Berbakat (3 orang)  Rp1.500.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor

Bagi Juara dan Pemenang Berbakat, novelmu juga akan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

*) Hadiah belum termasuk royalti jika diterbitkan.
Sumber : 


August 29, 2012

Art


July 16, 2012

That's Why I Love Books


OMG! This Is What I Really Need Now!

typewriter for ipad



The Inkling pen is a high-tech writing utensil that instantly digitizes anything you can draw.
Rather than tediously scanning paper pages to check for correct orientation, alignment and a squeaky clean shot, the Inkling lets you ‘draw’ digital files as you dream them up.
Created by Wacom, this digital sketch pen captures both an inked and a digital version instantaneously.
Read more: Inkling: The Pen That Creates Digital Files From Paper Drawings | Inhabitat - Green Design Will Save the World.

July 15, 2012

Kisah fantasi memperbaiki mood

Banyak cerita fantasi yang telah saya baca dan tonton. Beberapa di antaranya yang saya sukai adalah yang bisa membangkitkan mood menulis saya. Pitch Black, The Chronicles of Ridick, Constantin ... dan yang baru saja saya temukan tanpa sengaja once Upon A Warrior.



Once Upon A Warrior, film fantasy dengan kisah yang ringan, namun special effect-nya bener-bener bikin jatuh hati.

Pemandangan yang indah, adegan pertarungan yang cantik, dan musik alunan gitar akustiknya itu lho di saat pertarungan si tokoh utama ... huaaaaahhh bikin jatuh hati <3

Dan, yang bikin saya jatuh hati lagi adalah karakter si tokoh utama pria yang ceria dan always nyante (meski dia telah buta) :D
Tokoh utama wanitanya pun punya karakter yang keren, seorang peramal cewe yang cerdas dan berani.
Lalu, tokoh villain-nya, keren banget kalo udah muncul bareng ular-ularnya >___< Cinta Cinta Cinta banget sama special effect-nya yang cantik.



Ceritanya yang diselingi humor-humor membuat cerita ini asyik ditonton dan jadi nilai plus buat saya. 

Menonton cerita dengan special effect cantik ini membuat semangat menulis cerita fantasi saya jadi bangkit. Saya akan menyelesaikan segera novel fantasi saya! *semangat membara*

FIGHTING!!! And Good Luck!!! *untuk saya* (>o<)9 (pengen jadi yang always nyante kayak Yodha *terpengaruh*)


GANBATTE! '0')9

KEAJAIBAN!

Kepala masih berdenyut-denyut pagi ini karena kurang tidur selama beberapa hari yang lalu, demi menyelesaikan novel untuk lomba Romance Qanita Mizan.
Perjuangan yang berat ternyata, melawan mood yang ngga selalu bagus, melawan waktu yang ngga selalu ada karena kesibukan kantor, melawan kondisi badan yang beberapa kali sakit karena jam tidur yang berantakan....
Oke. Itu semua terlupa saat menuliskan kata terakhir di novel saya, 'TAMAT'. HUAAAAAAAAH, rasanya seneng benget. Ini adalah novel romance pertama saya yang berhasil saya selesaikan dalam waktu satu bulan.
Satu Bulan itu REKOR!
Rekor seumur idup!!
Yah, memang, novel ini masih banyak perlu revisi sekali lagi sebenernya. Masih banyak typo & kekacauan pada diksi di bagian-bagian akhir.

Typo hard copy yang sudah terlanjur dijilid akhirnya saya doble tip pake print kata yang bener. Ga sempat untuk mengedit typo di soft copy lagi, naskah sudah saya bawa buat di jilid pagi-pagi sekali. Setelah itu, hard copy naskah ini menemani saya ke kantor (14 juli). Benar-benar ga ada waktu untuk revisi typo di soft copy & print ulang deh. Fiuuh~

Tapi, bisa menyelesaikannya dan mengirimkannya ke lomba di hari akhir (14 Juli) saya benar-benar bahagia sekali ~(- . -~)

KEAJAIBAN!!

KEAJAIBAN!!

KEAJAIBAN!!


Dan, saya masih akan mengharap akan ada keajaiban untuk menyelesaikan novel fantasi saya selanjutnya yang saya rencanakan untuk dikirim ke penerbit di tahun ini.

Ah!! Saya jadi ingat sesuatu. Sepertinya Tuhan meledek saya, bayangin aja, novel saya banyak typonya, dan tukang JNE yang nyatet alamat pun nulis alamat tujuan saya TYPO banget.
Saya baru menyadarinya setelah pulang ke rumah kalo alamat yang ditulis di selebaran bukti pengiriman saya itu SALAH TULIS!!!! NOOOOOOOOOOOO!!!! Siang-siang saat panas terik membara, saya pun ngebut ke JNE yang jauhnya ... Fiuuuhhh ... di seberang ... dan harus melewati jembatan penyeberangan itu.

Oke. Masalah typo alamat dari tukang JNE beres.

Masalah kedua adalah, sewaktu saya mau kirim soft copy. Kepada qanitaromance@mizan.com seperti yang tertera pada image yang saya copy dari pengumuman lomba yang saya dapat di facebook.
Masalahnya pengiriman ke qanitaromance@mizan.com ini failure, failure, failure hingga berkali-kali pengiriman. What's wrooooong??? Ya, tentulah alamatnya tidak benar ini.
Akhirnya saya googling mencari berita lomba Romance Qanita, dan ... Hooray! Saya mendapatkannya!! Begitulah akhirnya saya tahu kalau alamat emailnya ternyata qanitaromance@yahoo.com.

Ahhhhh.... selesai sudah. Hard copy & soft copy terkirim.

Semoga novel ini berhasil membuat panitian lomba meliriknya. Ahhhhh, ini romance, jika pun gagal, tidak masalah. Kenapaaaaaa??? Karena saya tak ingin dicap sebagai penulis romance, saya adalah penulis fantasy! ( ' ^')9 Ya! Penulis Fantasi!! (Meski dalam genre fantasi masih belum berhasil hingga kini, menurut saya)

Dan, selesainya novel ini semuanya adalah karena semangat yang diberikan teman-teman, dan mamak saya yang selalu bilang 'udah selesai novelnya?'.

Jika suatu hari novel yang saya kirim ke Qanita ini bisa terbit, saya akan menuliskan satu hal di sana ...
"Untuk Ibu". Dan memang ada porsi cinta seorang Ibu yang luar biasa kepada putrinya di dalam novel yang saya tulis ini.

Ahhh, jam berapa ini? Adek saya sudah memanggil-manggil, memaksa saya bangun dari kenyamanan tempat tidur, mengajak saya merampok toko. Osh! '0')9

KEAJAIBAN!! Saya menunggumu datang lagi hari ini.

Untuk semua yang sedang mewujudkan mimpi, KEAJAIBAN ada untuk kita semua! Keajaiban yang akan mewujudnyatakan mimpi kita!!!
FIGHTING!!!

Good Luck Semua!!! ;D

SAYEMBARA MENULIS NOVEL DEWAN KESENIAN JAKARTA 2012


SAYEMBARA MENULIS NOVEL DEWAN KESENIAN JAKARTA 2012

Untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pengarang Indonesia dalam penulisan novel, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan Sayembara Menulis Novel. Lewat sayembara ini DKJ berharap lahirnya novel-novel terbaik, baik dari pengarang Indonesia yang sudah punya nama maupun pemula, yang memperlihatkan kebaruan dalam bentuk dan isi. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut.
Ketentuan Umum
  • Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau bukti identitas lainnya).
  • Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.
  • Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.
  • Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa.
  • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
  • Tema bebas.
  • Naskah adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan (sebagian atau seluruhnya).
Ketentuan Khusus
  • Panjang naskah minimal 150 halaman A4, spasi 1,5, Times New Roman ukuran 12.
  • Peserta menyertakan biodata dan alamat lengkap pada lembar tersendiri, di luar naskah.
  • Empat salinan naskah yang diketik dan dijilid dikirim ke:
Panitia Sayembara Menulis Novel DKJ 2012
Dewan Kesenian Jakarta
Jl. Cikini Raya 73
Jakarta 10330
  • Batas akhir pengiriman naskah: 30 Agustus 2012 (cap pos atau diantar langsung).

Lain-lain
  • Para Pemenang akan diumumkan dalam Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel DKJ 2012 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada bulan Desember 2012.
  • Hak Cipta dan hak penerbitan naskah peserta sepenuhnya berada pada penulis.
  • Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.
  • Pajak ditanggung pemenang.
  • Sayembara ini tertutup bagi anggota Dewan Kesenian Jakarta Periode 2009-2012 dan keluarga inti Dewan Juri.
  • Maklumat ini juga bisa diakses di www.dkj.or.id.
  • Dewan Juri terdiri dari kalangan sastrawan dan akademisi sastra.

Hadiah
Pemenang Utama : Rp. 20,000,000,-
Empat Unggulan : @ Rp.4,000,000,-

May 12, 2012

Lomba Menulis Romance 2012


Lomba Menulis Romance dari Mizan, masuk daftar proyek menulis saya :D

Ganbatte!!!

April 23, 2012

LOMBA CERPEN KOMUNITAS SASTRA ANGIN


Sebagai upaya untuk mendorong minat menulis sekaligus memperkenalkan komunitas Penulis Nganjuk Sastra Angin di mata masyarakat Indonesia, maka komunitas Penulis Nganjuk Sastra Angin mengadakan lomba cerpen dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Lomba terbuka untuk umum, seluruh Warga Negara Indonesia tanpa batasan usia.

2. Peserta memiliki akun facebook dan men-tag informasi lomba ini pada 20 teman. Persyaratan ini tidak wajib akan tetapi peserta yang melaksanakan akan memperoleh poin tambahan sewaktu penilaian.

3. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya, akan tetapi satu peserta tidak bisa mendapatkan lebih dari satu juara.

4. Mentransfer uang pendaftaran Rp. 10.000,-  untuk setiap judul cerpen ke rekening BRI 3754-01-016362-53-3 a.n Rio Saka Pambudi

5. Karya yang diperlombakan berupa cerpen dengan kisaran panjang antara 1000 kata sampai 4000 kata

6. Tema cerpen bebas, asalkan tidak menyinggung SARA (suku, agama, ras, antar golongan).

7. Cerpen yang dilombakan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun, baik sebagian maupun seluruhnya, baik di media cetak maupun portal dan blog pribadi.

8. Cerpen tidak sedang diikutkan dalam perlombaan yang sama.

9. Cerpen ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah tata Bahasa Indonesia.

10. Cerpen adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan sebagian atau seluruhnya.

11. Cerpen diketik serapi mungkin di Ms. Word 2003/2007. Jenis font, ukuran kertas, dan margin bebas.

12. Menyertakan biodata penulis pada akhir cerpen yang berisi: nama lengkap, nama pena, nama akun facebook (bila ada), alamat lengkap, tempat tanggal lahir, nomor ponsel yang bisa dihubungi, dan alamat email.

13. Cerpen dikirim melaui email dengan subyek LOMBA CERPEN<spasi>JUDUL CERPEN-NAMA PENULIS ke alamat sastraangin@gmail.com dengan dilampiri dua file. Satu file berisi cerpen yang dilombakan dan satu file lain yaitu hasil scan/foto bukti pembayaran.

14. Setiap peserta akan mendapatkan sertifikat dengan jenis: a) sertifikat peserta biasa ; b) sertifikat untuk 20 karya terbaik; c)sertifikat untuk pemenang. Sertifikat dikirim lewat email dengan format JPEG.

15. Batas akhir pengiriman cerpen adalah tanggal 15 Juni 2012 pukul 16.00 WIB. Naskah yang masuk setelah itu tidak akan diterima.

16. Pemenang lomba akan diumumkan di blog http://sastraangin.blogspot.com/ atau di fanpage facebook Penulis Nganjuk Sastra Angin pada tanggal 15 Juli 2012

17. Segala ketentuan dan keputusan tidak dapat diganggu gugat.


Hadiah :

  • Pemenang 1 : uang tunai Rp. 250.000,- dan sertifikat

  • Pemenang 2 : uang tunai Rp. 125.000,- dan sertifikat

  • Pemenang 3 : uang tunai Rp. 50.000,- dan sertifikat

  • Setiap peserta akan mendapatkan sertifikat

  • Sertifikat khusus untuk peserta 20 karya terbaik


Contact person : Rio Saka Pambudi (085730421473)




Q&A

Q : Memangnya bisa mentransfer cuma sepuluh ribu pakai rekening?
A : Ajak saja empat teman lalu transfer bareng, atau sekalian kirim lima cerpen.

Q : Kok rasanya baru dengar ada komunitas Sastra Angin?
A : Komunitas ini memang baru terbentuk, sekarang sedang memperkenalkan diri.

Q : Dua puluh karya terbaik itu nanti dibukukan enggak ya?
A : Tergantung nanti, jika ada penerbit yang melirik ya diterbitkan.

Q : Hadiahnya nanti dikirim lewat apa ya?
A : Lewat rekening atau bila enggak punya rekening nanti lewat pos.


April 20, 2012

[Unforgettable Love] Kisah yang hilang di Pulau Naxos




Cinta, apa yang dapat terjadi karena cinta?
Apa yang dapat terjadi karena cinta?
Dunia menjadi gila, langit jadi berwarna.
Seindah syair lantunan do’a seribu Malaikat Surga.
Terukir di gelap malam untaian bintang.
Oh, kekasihku.
Tak ada matahari, tak ada bulan dan bintang, dan dentang siang malam.
Hanya ada kau, hanya kau saja.
Hanya kau saja...

Digubahnya sebait puisi kala bulan berkilau keemasan di kelam malam. Ditatapnya wanita yang sedang duduk di hadapannya. Bukan kecantikannya saja yang sanggup menarik hati seluruh pria di dunia, tetapi juga kecerdasannya yang tiada tara melampaui kebanyakan pria di masa ini. Ia adalah wanita yang dapat meruntuhkan hati siapa saja cukup dengan satu senyuman dan pandangan mata.
            Namun, bukan karena eloknya paras rupa atau kecerdasan luar biasa itu, wanita ini akhirnya berhasil mengambil tempat tertinggi di hatinya, melainkan karena keberanian luar biasa yang telah ia tunjukan. Keberanian yang mungkin tak semua orang sanggup melakukannya.
            Ia tahu, wanita ini menikahinya bukan karena mencintainya tetapi karena mencintai ayahnya dan rakyat pulaunya.
            Alena, putri dari Aneas-si-pemabuk dan penjudi dari Pulau Naxos. Meski harus memaksa atau menghancurkan seluruh dunia, asalkan wanita ini bisa menjadi miliknya akan dilakukannya apa saja. Ya, apa saja!
Ia dapat menaklukan segalanya. Negara-negara, pulau-pulau, dan segalanya.
            Dan segalanya?

***

Shahin akhirnya mengerti bagaimana satu ciptaan bernama wanita mampu mengacaukan seisi dunia. Dia melihatnya kini, di hadapannya, wujud ciptaan itu yang telah mengacaukan hari-hari jenderalnya—dan mungkin juga dapat mengacaukan harinya. Alena, wanita Pulau Naxos, putri dari Aneas.
            Sekilas Shahin menatap paras itu saat pandangannya menyeberangi api unggun. Dia sangat cantik—entah mengapa, meski tubuhnya hanya terbalut pakaian kumuh rakyat biasa. Mungkin kecerdasan dan keberaniannya lah yang telah membuatnya terlihat luar biasa menawan.
            Wanita ini berani bernegosiasi dengan seorang Jenderal Persia yang kini menguasai pulau tempatnya tinggal. Dimanfaatkannya rasa ketertarikan sang Jenderal padanya. Ia tawarkan suatu pertukaran, persetujuannya untuk menikahi sang Jenderal dengan kebebasan ayahnya beserta puluhan orang yang ditawan Pasukan Persia karena dianggap dapat membahayakan bagi keberadaan Pasukan Persia di Pulau Naxos jika mereka dalam keadaan bebas. Dan sang Jenderal menyetujui begitu saja perjanjian yang ditawarkan wanita itu. Sungguh suatu kegilaan, pikir Shahin.
Dan kegilaan berikutnya adalah ia ditugaskan untuk menjaga wanita itu. Sebagai Pasukan Abadi Kekaisaran Persia sesungguhnya bukan tugasnya menjaga wanita jenderalnya, tapi itulah yang kini harus dilakukannya. Ia ditugaskan untuk memastikan bahwa wanita itu tak akan melakukan kecurangan atas kepercayaan yang diberikan sang Jenderal padanya, karena sang Jenderal tahu wanita ini punya kecerdasan yang cukup untuk dapat melakukan itu. Wanita ini mungkin tak akan melarikan diri selama ayahnya dan orang-orang yang ingin dibebaskannya masih berada dalam tawanan, tapi ia bisa saja melakukan kecurangan setiap saat yang dapat menguntungkan dirinya sendiri dan mengakibatkan perjanjian antara dia dan sang Jenderal tidak berlaku lagi.
             “Kenapa kau menjadi bagian dari Pasukan Abadi Persia?” Alena membuka suara, meleburkan hening di sekitarnya. Hari ini ia masih dibiarkan bebas berjalan kemana pun ia mau sampai pernikahannya esok malam, dimanfaatkannya hal itu untuk mengunjungi beberapa korban perang sejak pagi, memberikan pengobatan kepada mereka seperti yang pernah dipelajarinya dari ayahnya. Dan menjelang malam kini ia akan kembali ke wilayah perkemahan Pasukan Persia, sesaat ia meminta waktu untuk beristirahat kepada seorang pasukan yang ditugaskan untuk mengawalnya atau tepatnya mengawasinya kemana pun ia pergi.
            Shahin adalah pria yang menjalankan tugasnya tanpa banyak bicara. Alena sampai mengira bahwa ia bisu. Beberapa pertanyaan Alena hanya dijawabnya dengan anggukan, atau tidak dijawabnya sama sekali. Seperti saat ini ketika Alena mengajukan pertanyaan padanya, ia mengabaikannya, sebab dirasanya tidak perlu wanita itu tahu banyak tentang isi pikirannya.
            “Apa karena kau suka berperang?” Alena melanjutkan pertanyaannya yang belum mendapatkan jawaban dengan pertanyaan baru. “Apakah perang jauh lebih baik daripada kedamaian?”
            Shahin mengangkat alisnya. Apakah perang jauh lebih baik daripada kedamaian? “Entahlah untuk yang lain. Tapi aku tak pernah menginginkan peperangan apa pun. Aku adalah bagian Pasukan Abadi Persia, dan aku hanya menjalankan apa yang dikehendaki Kekaisaran Persia, apa yang dikehendaki pemimpinku.” Diakui Shahin, wanita itu pandai menjadikannya banyak bicara melebihi biasanya.
            “Kau mengikuti ambisi pemimpinmu, dan aku mengikuti ambisi hidupku.” Alena tersenyum. “Ambisiku yang harus kulakukan sebelum aku mati. Sebentar lagi.” Ia menghembuskan napas, lalu menatap ke arah Shahin. Yang ditatap menundukkan pandangannya, bukan tidak hormat. Alena mengerti, bahwa tampaknya pria itu sedang merasa tak pantas menatap dirinya, karena ia adalah Alena wanita jenderalnya. Sikap pria itu mengundang senyuman di wajah Alena ketika ia melanjutkan kalimatnya lagi. “Kau tahu ayahku? Aneas. Tentu kau tahu. Kau bisa menyebutnya sebagai pemabuk dan penjudi. Kau tahu kenapa seorang seperti dia ditangkap dan dianggap berbahaya?”
            Shahin tahu itu, tapi ia tak menjawab. Dibiarkannya wanita itu bicara tanpa memotong ucapannya sedikit pun.
            “Karena ayahku punya otak yang cerdas dan pengaruh luar biasa di Pulau Naxos.” Alena melanjutkan kalimatnya. “Ayahku bukan sekedar pemabuk atau penjudi seperti sekarang. Sebelum itu ayahku adalah seorang dokter. Namun ketika ia tidak berhasil menyembuhkan sakit ibuku hingga akhirnya ibuku meninggal, ayahku mulai kehilangan dirinya. Dari seorang dokter ia berubah menjadi pemabuk dan penjudi.” Alena memalingkan pandangannya ke langit. Dicegahnya air mata yang sedang ingin menerobos keluar.
            Hening sesaat membuat Shahin mengarahkan pandangannya pada wanita di seberang api unggun. Dan terkaget ia ketika dilihatnya kesedihan yang menumpuk di paras wanita itu.
            “Aku juga akan mati. Sama seperti ibuku,” Alena melanjutkan dengan suara bergetar. “Aku sakit. Sama sepertinya. Aku tahu waktuku akan segera habis, aku tahu karena aku mengerti ilmu kedokteran. Aku menghabiskan hari-hariku dengan mempelajarinya diam-diam.”
            Keterkejutan Shahin bertambah kala mendengar pengakuan itu. Wanita itu akan mati karena sakit? Benarkah?
            “Ya. Tidak ada yang dapat hidup selamanya. Tapi setiap orang dapat memanfaatkan waktunya yang tersisa untuk menjalani hidup yang diinginkan, bukan?” Alena menoleh ke arah Shahin berharap pria itu akan memberinya satu jawaban.
            Dan Shahin yang tampak terkejut bertemu pandang dengan Alena hanya menjawab dengan anggukan kaku.
            “Aku juga ingin melakukan apa yang kuinginkan sebelum aku mati. Aku ingin memenuhi segala ambisiku. Aku ingin berlari bebas di atas tanahku sendiri, setiap waktu, kesana kemari tanpa dibatasi, membantu setiap orang sakit di Pulau Naxos ini,” ujar Alena. “Tapi, itu menjadi sulit ketika kalian datang. Dan ketika jenderalmu menginginkanku sebagai istrinya.” Alena beranjak berdiri dan berjalan ke arah Shahin. “Shahin, besok aku akan menikahi jenderalmu. Bersamaan dengan itu, dia akan membebaskan ayahku beserta tawanan lainnya. Itulah perjanjian kami.” Alena lalu duduk di samping Shahin dan berkata dengan suara berbisik seolah ia tak ingin seorang pun mendengar ucapannya. “Aku menukarkan kata setuju kepadanya untuk kebebasan teman-temanku. Tapi aku tidak menukarkan tubuhku untuk melayaninya sebagai istrinya. Jadi, jika aku pergi setelah pernikahan kami, apakah itu salah?”
            Alis Shahin terangkat. Apa maksud wanita ini?
            “Shahin, aku tidak salah.” Alena menjawab pertanyaannya sendiri. “Aku akan memenuhi janjiku. Jenderalmu juga begitu.” Ia masih berkata dengan suara yang sangat kecil namun tetap terdengar tegas. “Dan setelah kami telah memenuhi janji masing-masing, kau akan kuperlukan di sana. Jadi, jangan lepaskan pandanganmu dariku! Mengerti?”
            “A, apa?” Shahin tergugup tak mengerti.
            “Ketika malam pertama, Jenderal akan sibuk sebelum menemuiku, kau datanglah ke tendaku mendahului jenderalmu. Kau akan membawaku pergi melalui jalan yang aman.” Alena berkata tegas seperti menyatakan satu permintaan bantuan dan perintah sekaligus yang tak inginkan bantahan. “Shahin, lakukan itu agar jenderalmu dan aku sama-sama bisa memenuhi janji kami.”
            Shahin merasa seharusnya ia bisa membantah dengan keras, namun tatapan wanita itu entah mengapa membuatnya terdiam saja.
            “Shahin, jangan biarkan aku melakukan yang takkan kau inginkan. Karena aku bisa menjadi kehancuran yang memalukan bagi jenderalmu dan negerimu jika aku berada di sisi jenderalmu itu.” Alena memasang raut wajah sangat serius akan ucapannya. “Jadi, datanglah malam itu. Aku akan menunggumu.”
            Shahin tercenung.
            “Anggukkan kepalamu jika kau mengerti! Pasukan Abadi Kekaisaran Persia tidak menjawab dengan lamunan!” Suara wanita itu meninggi membuat Shahin seketika terlempar pada sudut pikiran yang bingung.
            Shahin mengangguk kaku. Ia bingung, kenapa ia mengangguk begitu?
            Alena tersenyum puas. “Bagus.”

***

Kekaisaran Persia berkembang semakin besar saat Jenderal Persia, Mardonius, menaklukan banyak Negara dan menggabungkannya ke dalam Persia. Wilayah kekuasaan Persia membentang dari Makedonia di Barat sampai Pakistan di Timur. Dari sungai Syrdarýa di pegunungan Kaukassus di Utara hingga gurun pasir Libya dan Teluk Persia di Selatan.
Lalu pada 546 SM, Raja Persia Cyrus The Great menaklukan Yunani dan menggabungkannya ke dalam satu wilayah pembayar pajak bersama dengan suku-suku Pamphylia, Lykia, Magnesia, Aeolia, Milya dan Karia. Berada di bawah Kekaisaran Persia selama hampir 50 tahun kemudian menimbulkan rasa ketidaksenangan bagi orang-orang Yunani hingga mereka pun memberontak. Pemberontakan akhirnya dapat dipadamkan dalam waktu enam tahun yang menjadikan banyak darah tertumpah, kota para pemberontak diluluhlantahkan dan penduduknya dibunuh atau ditawan sebagai budak. Suatu hubungan sejarah yang panjang di antara Kekaisaran Persia dan Tanah Yunani.
            Alena mengetahui sejarah itu dari kisah-kisah para sahabat ayahnya. Dan ia semakin ingin tahu tentang Persia ketika sekelompok pasukan dari negeri itu mendatangi pulau-pulau Yunani di laut Aegea dan menaklukan Pulau Naxos yang merupakan tanah tempat tinggalnya, juga merupakan pulau terbesar di laut Aegea.
            Alena lalu berjudi dengan kehidupan, demi menyelamatkan ayah dan teman-temannya dari penahanan Pasukan Persia. Ia manfaatkan kecantikan parasnya demi menarik hati sang Jenderal yang memimpin Pasukan Abadi Persia menaklukan tanahnya. Ia berhasil. Satu perjanjian yang menguntungkannya ia buat dengan sang Jenderal ketika itu.
            Sembari mengingat kejadian yang telah lalu, Alena menatap dirinya di cermin. Malam ini, beberapa jam lalu pernikahannya berlangsung dan bersamaan dengan itu sang Jenderal telah membebaskan para tawanan di hadapannya. Sang Jenderal menepati janjinya. Semuanya sesuai rencananya.
            Saat ini ia sedang menunggu, apakah semuanya memang akan sesuai rencana. Jika iya, maka pion lain akan bergerak ke arahnya dan membawanya pergi sebelum ia harus menghadapi sang Jenderal di atas ranjang dan harus mengatur siasat baru karenanya.
            Alena berhenti berpikir seketika dan matanya melebar saat tendanya tersibak dan Shahin muncul dengan tergesa. “Ayo pergi! Semuanya sedang berpesta, kau bisa pergi tanpa diketahui,” Shahin berkata.
            “Kau datang untukku?”
            “Aku tidak datang untukmu, tapi untuk menghindarkan jenderalku dari hal buruk yang mungkin akan kau lakukan padanya. Aku tidak akan melakukan sesuatu apa pun demi dirimu,” tegas Shahin sembari menarik tangan Alena. “Cepatlah sebelum Jenderal datang!”
            Alena tersenyum seraya melangkah mengikuti Shahin tanpa banyak bicara. Semuanya telah berjalan sesuai rencananya.

***

Tidak pernah ada suatu rencana yang dapat berjalan dengan sempurna seutuhnya, Alena mengetahui itu. Tapi ia tetap melakukan apa yang telah direncanakannya dengan risiko yang telah diperhitungkannya, melarikan diri dengan risiko kemungkinan akan diketahui dan akan diburu oleh banyak sekali pasukan sang Jenderal.
Sesuai perkiraan Alena. Ketika akhirnya pelariannya diketahui, ia memang telah melarikan diri cukup jauh bersama Shahin, namun pasukan-pasukan itu tetap dapat menemukan mereka. Perjudian yang ia lakukan terhadap dirinya kini membawanya kepada jalan bercabang, yang satunya akan mengarah kepada kebebasan dan yang satu lagi akan mengarah pada kehancurannya. Dan ia tak tahu akan kemana jalan di depannya kini, sesuatu yang tak diperkirakannya bisa saja terjadi. Dan saat ini ia hanya melakukan yang bisa dilakukannya, terus berlari.

Pasukan-pasukan itu mendapati Shahin dan Alena dengan cepat tanpa terduga. Mereka hujankan panah dari kejauhan ke arah kedua orang yang sedang berlari melintasi hutan itu.
Dan ketika sebuah anak panah melesat tepat ke arah punggung Alena, Shahin segera bergerak untuk melindungi wanita itu hingga akhirnya anak panah itu menembus punggungnya sendiri dan menjatuhkannya ke tanah. Saat menyadari hal itu, Alena menjerit tanpa terbendung.
“Apa? Apa? Apa yang kau lakukan?” Alena panik, ia tidak menduga sedikit pun hal seperti itu akan dilakukan pria itu untuknya.
            Shahin berusaha bangkit berdiri sembari memegang erat pedang di tangannya. “Larilah! Cepat Lari!” Didorongnya Alena menjauhinya sembari berteriak. “LARI!”
            “Kita akan lari bersama-sama! Aku tidak mau berutang nyawaku padamu! Bukankah kau bilang tak akan melakukan apa pun demi aku?” Alena berteriak marah. Dibantunya Shahin berdiri. “Kita lari bersama-sama!”
            Shahin mendorong Alena darinya. “Pergilah. Atau kesempatanmu akan habis. Jika kau ingin berjudi, berjudilah dengan kehidupan orang lain saja, jangan dengan kehidupanmu sendiri.”
            Alena terpaku karena terkejutnya menyadari bahwa Shahin kemungkinan telah mengetahui bahwa dia hanya dimanfaatkan. Namun kenapa dia tetap mau dimanfaatkan? Kenapa?
Karena terkejut dan bingung Alena bahkan masih terdiam di tempatnya ketika Shahin berlari menghampiri para pasukan yang berhasil menemukan mereka dan mengangkat pedangnya menghalangi pasukan-pasukan itu. Dan ketika Alena menyadari apa yang telah dilakukannya dengan melibatkan seorang pasukan—bukan—seorang pria yang sangat baik, ia menjadi merasa bersalah. Karenanya tanpa banyak berpikir, diambilnya batu atau kayu yang dapat ditemukannya dan maju menyerang ke dalam sekelompok pria yang sedang bertarung pedang. Alena tidak akan pernah meninggalkan orang baik yang telah membahayakan jiwa untuk membantunya.
            Alena dan Shahin tidak mungkin mengalahkan pasukan berjumlah puluhan. Dan hanya dalam hitungan menit, keduanya dibuat bertekuk lutut oleh para pasukan itu bersamaan dengan kemunculan sang Jenderal.
            Sang Jenderal datang bersama amarah besar yang tersirat di wajahnya. Namun hal itu tak tampak oleh Alena yang lebih memperhatikan keadaan Shahin yang berada disampingnya dalam keadaan yang sangat buruk, anak panah menembus punggung Shahin dan lengan serta perutnya berdarah akibat pertarungan pedang beberapa saat lalu. Alena sedang memikirkan satu jalan keluar untuk mereka berdua saat pedang di tangan sang Jenderal telah terhunus melayang ke arah tubuh Shahin.
            Dan yang Alena lakukan berikutnya adalah sesuatu yang tidak diduga oleh siapa pun bahkan termasuk dirinya sendiri. Dengan tubuhnya ia menghalangi pedang yang ditujukan kepada Shahin, sehingga pedang itu akhirnya menembus punggung hingga dadanya. Alena tidak pernah bertindak tanpa berpikir, namun kali ini ia telah melakukan kebalikan dari kebiasaannya. Alena merasa ini akan cukup adil untuk pria baik hati yang telah dimanfaatkannya.
            Bukan main terkejutnya sang Jenderal saat itu. Ia membeku di tempatnya, wanita itu yang tertusuk pedang namun ia yang merasakan sesak hingga napasnya terasa habis. Seperti dia, Shahin pun tak dapat menyimpan keterkejutannya, tubuhnya menjadi kaku karenanya.
Alena di hadapan Shahin, menatap pria itu sembari tersenyum. Diucapkannya apa yang ia pikirkan saat itu. “Maafkan aku karena memanfaatkanmu. Maafkan aku karena menyia-nyiakan kebaikanmu,” Alena berkata terbata. “Aku tidak bisa hidup memikul utang kehidupanku kepada orang sebaik dirimu. Shahin, kau pria terbaik yang pernah kukenal selain ayahku.” Ia tetap tersenyum hingga akhir kalimatnya. “Terima kasih.”
            Shahin masih terpaku kaku ketika tubuh wanita itu jatuh dihadapannya. Udara semakin terasa sulit diteguknya, mengeringkan tenggorokannya yang berat dan menyesakkan paru-parunya yang kosong. Air mata Shahin keluar tanpa ia tahu mengapa saat kemudian tubuhnya jatuh di samping tubuh wanita itu. Ia akan mati. Dan ini pertama kali dalam hidupnya ia tak menyesali apa pun ketika napasnya terasa sulit untuk ia hembuskan lagi. Ia akan mati demi satu ciptaan yang tanpa ia sadari telah menaklukan hatinya.
            Dan, seperti orang gila, sang Jenderal berteriak-teriak kemudian. “Carikan obat! Dokter! Tabib! Dukun! Penyihir! Siapa saja! Selamatkan istriku!” Sang Jenderal membuang pedangnya yang berlumuran darah. Diraihnya tubuh Alena dan dipeluknya wanita itu sembari tanpa henti meneriaki pasukannya yang berada di sekelilingnya. “Pergilah! Pergi kalian semua! Bawa dokter ke sini! Cepat!!”
            Mendengar kepanikan sang Jenderal, seluruh pasukan yang berada di sekitarnya segera berlarian pergi, menjalankan perintahnya untuk mencari seorang dokter. Hingga sang Jenderal akhirnya tertinggal sendirian di sana bersama kedua tubuh yang tak bergerak itu.

Sang Jenderal menyandarkan tubuh Alena pada sebatang pohon di hadapannya. Tubuh itu basah oleh darah, tak bergerak lagi. Pedangnya mungkin telah mengoyak jantung wanita itu. Pedangnya—
            Tidak lagi diingatnya bahwa wanita di hadapannya itu telah menipunya dan berniat melarikan diri bersama salah seorang pasukannya yang dipercayainya. Saat ini yang diingatnya hanyalah ia telah hunuskan pedang ke arah wanita itu dan ia telah membuat pergi satu jiwa yang amat dicintainya.
            Seperti seorang yang gila, Sang Jenderal menggubah sebait puisi kala cahaya bulan berkilau-kilau menembus rimbun pepohonan.

...
Apa yang dapat terjadi karena cinta?
Apa yang dapat terjadi karena cinta?
Memiliki kehilangan
...

“Sakit sekali. Sulit sekali bernapas,” sang Jenderal berkata. “Alena, kau boleh memanfaatkan aku, lakukan saja. Tapi jangan meninggalkanku. Kenapa kau tidak memberiku sedikit kesempatan? Alena, jawablah!” Sang Jenderal menatap Alena sembari menyunggingkan senyum di wajah muramnya. “Aku adalah Jenderal yang dapat menaklukan segalanya. Negeri-negeri, pulau-pulau, dan...” Sang Jenderal berhenti sejenak sebelum ia melanjutkan kalimatnya lagi. “Dan perasaanku. Aku dapat menaklukannya. Perasaanku, Alena. Kenapa begitu menyakitkan melebihi sayatan pedang?” Diraihnya tangan Alena dan digenggamnya erat. Pipinya lalu basah oleh air mata yang tak pernah dikeluarkannya bahkan untuk banyak sekali kepedihan yang dialaminya sebelum ini. “Aku mencintaimu, Alena.” Sang Jenderal berkata lirih. “Berikan kesempatan untukku mencintaimu, jika kita bertemu kembali di kehidupan yang lain, nanti. Katakan iya, dan aku akan menemukanmu dimana pun itu. Katakan, iya.”
            Dan, hanya angin yang menerpa dedaunan yang menjawab perkataan sang Jenderal yang bertepuk sebelah tangan.[]

 _____________________________________
Note :
Diikutsertakan dalam lomba cerpen House of Romance - Unforgettable Love


Juara 2 Lomba Cerpen House Of Romance - Unforgetteble love (Mei 2012)